Selasa, 30 Juni 2015

Sistem Pernafasan Pada Makhluk Hidup



BAB  I
PENDAHULUAN


            Bab ini akan menjelaskan tentang sistem pernafasan. Sistem pernapasan atau sistem respirasi adalah sistem organ yang digunakan untuk pertukaran gas. Sistem pernafasan pada manusia adalah sistem menghirup oksigen dari udara serta mengeluarkan karbondioksida dan uap air.
Pada hewan berkaki empat, sistem pernapasan umumnya termasuk saluran yang digunakan untuk membawa udara ke dalam paru-paru di mana terjadi pertukaran gas. Diafragma menarik udara masuk dan juga mengeluarkannya.  Kecepatan respirasi pada berbagai hewan berbeda bergantung dari berbagai hal, antara lain, aktifitas, kesehatan, dan bobot tubuh.
Berbagai variasi sistem pernapasan ditemukan pada berbagai jenis makhluk hidup. Seperti manusia, hewan dan tumbuhan.
            Pernafasan dapat diartikan sebagai proses yang dilakukan oleh organisme untuk menghasilkan energi dari hasil metabolisme. Ada 2 macam pernafasan, yaitu pernafasan luar (eksternal) dan pernafasan dalam (internal). Pernafasan luar meliputi proses pengambilan O2 dan pengeluaran CO2  serta uap air antara organisme dengan lingkungannya. Pernafasan internal disebut juga pernafasan seluler, karena pernafasan ini terjadi di dalam sel, yaitu di dalam sitoplasma dan mitokondria.




















BAB  II
PEMBAHASAN


1.      SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA
            Sistem prnafasan pada manusia mencangkup dalam 2 hal, yakni saluran pernafasan dan mekanisme pernafasan. Urutan saluran pernafasan adalah sebagai berikut : ronnga hidung → faring → trakea → bronkus → paru-paru →( bronkiolus → alveolus).
A.      https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0jhb1VsrUwM4nQgh5IXDcnGdFyFEXEkuQ9DRcIIDonG1VD0YXZF4_1945rTFRI-pds71cDOqvLcV4y7DCBQM1BWBw0E0U4jus2D5jZ-to9I1dAioI5aT3rIREEMXpigXbdnAXDmJCJU85/s1600/org2.jpgAlat Pernafasan Pada Manusia

1.      Rongga Hidung (Cavum Nasalis)
Rongga hidung ((cavum nasalis) merupakan tempat yang paling awal dimasuki udara pernafasan. Rongga hidung berlapisakan selaput lendir yang di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar sebasia) dan kelenjar keringat (kelenjar sudorifera). Selaput lendir berfungsi untuk menangkap benda asing yang masuk lewat saluran pernafasan. Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi untuk menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara. Serta terdapat konka yang mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi untuk menghangatkan udara yang masuk.

2.      Tekak (faring)
Dari rongga hidung (cavum nasalis), udara masuk ke tenggorokan (faring). Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu saluran pernafasan (nasofarings) pada bagian depan dan saluran pencernaan (orofarings) pada bagian belakang. Pada bagian belakang faring (posterior) terdapat laring (tekak) tempat terletaknya pita suara (pita vocalis). Masuknya udara melalui faring akan menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar sebagai suara.

3.      Tenggorokan (trakea)
Trakea merupakan tenggorokan yang berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, trakea terletak di sebagian leher dan di sebagian rongga dada (torak). Dinding tenggorokan ini tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia ini brfungsi untuk menyaring benda asing yang masuk ke saluran pernafasan.

4.      Cabang – Cabang Tenggorokan (bronkus)
http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/Image/2-8c-2.jpgDinding tenggorokan (trakea) bercabang menjadi 2 bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang rawan bronkus bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar cincin tulang rawannya melingkari lumen dengan sempurna. Kemudian bronkus bercabang lagi menjadi bronkiolus.

5.      Paru – Paru (pulmo) → (Bronkiolus → Alveolus)
Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paru-paru ada dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (pleura visceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis).

Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas paru-paru. Cairan pleura berasal dari plasma darah yang masuk secara eksudasi. Dinding rongga pleura bersifat permeabel terhadap air dan zat-zat lain.

Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah. Paru-paru berstruktur seperti spon yang elastis dengan daerah permukaan dalam yang sangat lebar untuk pertukaran gas.

Di dalam paru-paru, bronkiolus bercabang-cabang halus dengan diameter ± 1 mm, dindingnya makin menipis jika dibanding dengan bronkus.
Bronkiolus tidak mempunyi tulang rawan, tetapi rongganya masih mempunyai silia dan di bagian ujung mempunyai epitelium berbentuk kubus bersilia. Pada bagian distal kemungkinan tidak bersilia. Bronkiolus berakhir pada gugus kantung udara (alveolus). Alveolus terdapat pada ujung akhir bronkiolus berupa kantong kecil yang salah satu sisinya terbuka sehingga menyerupai busa atau mirip sarang tawon. Oleh karena alveolus berselaput tipis dan di situ banyak bermuara kapiler darah maka memungkinkan terjadinya difusi gas pernapasan.
 
B.       Mekanisme Pernafasan

Berdasarkan tempat terjadinya penukaran gas, maka pernafasan dibedakan menjadi 2, yaitu pernafasan luar dan pernafasan dalam.

Pernafasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus dan darah dalam kapiler. Sedangkan pernafasan dalam adalah pernafasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh.

Mekanisme pernafasan dibedakan atas 2 macam, yaitu pernafasan dada dan pernafasan perut yang terjadi secara bersamaan.

1.      http://arinazulfayunitayunus.files.wordpress.com/2012/05/1-32.jpgPernafasan Dada
Pernafasan dada adalah pernafasan yang melibatkan otot antar tulang rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
a.      Fase Inspirasi
Fase ini berupa berkontraksinya otot antar tulang rusuk, sehingga rongga dada membesar. Akibatnya tekanan dalam rongga menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar, sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
b.    Fase Ekspirasi
Fase ini merupakan fase relaksasi (kembalinya) otot tulang rusuk ke posisis semulayang diikuti oleh turunnya tulang rusuk, sehingga rongga dada menjadi kecil. Akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih besar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.

2.      Pernafasan Peruthttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikvqZZE4Wsf_j77mKJXrotN5VlrblLIasGuMnKoMlEJ-tFcSzvuhYXXVihvW71AYW0ohPXU8YVmp-qgZuFwY5AoPuUnv6x4Lc5Z3IrASr3cWX75NbKHkz_h8tA-KkTRfF5gUwhU3xT5qRI/s1600/pernapasan.jpg
           Pernafasan perut merupakan pernafasan yang mekanismenya melibatkan aktifitas otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada. Mekanismenya dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
a.      Fase Inspirasi
         Pada fase ini otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma mendatar, akibatnya rongga dada membesar dan tekanan menjadi kecil, sehingga udara luar masuk.
b.      Fase Ekspirasi
         fase ini merupakan fase berelaksasinya otot diafragma (kembali ke posisi semula, mengembang) sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar, akibatnya udara keluar dari paru-paru.

2.   SISTEM PERNAFASAN PADA HEWAN

                 Alat respirasi pada hewan bervariasi antara hewan yang satu dengan hewan yang lain, ada yang berupa paru-paru, insang, kulit, trakea, dan paru-paru buku, bahkan ada beberapa organisme yang belum mempunyai alat khusus sehingga oksigen berdifusi langsung dari lingkungan ke dalam tubuh, contohnya pada hewan bersel satu, porifera, dan coelenterata. Pada ketiga hewan ini oksigen berdifusi dari lingkungan melalui rongga tubuh.

A.  Alat Respirasi Pada Serangga
http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/Image/2-8a-2.jpg

Corong hawa (trakea) adalah alat pernapasan yang dimiliki oleh serangga dan arthropoda lainnya. Pembuluh trakea bermuara pada lubang kecil yang ada di kerangka luar (eksoskeleton) yang disebut spirakel.

    Gbr. Trakea pada serangga
Oksigen dari luar masuk lewat spirakel. Kemudian udara dari spirakel menuju pembuluh-pembuluh trakea dan selanjutnya pembuluh trakea bercabang lagi menjadi cabang halus yang disebut trakeolus sehingga dapat mencapai seluruh jaringan dan alat tubuh bagian dalam. Trakeolus tidak berlapis kitin, berisi cairan, dan dibentuk oleh sel yang disebut trakeoblas. Pertukaran gas terjadi antara trakeolus dengan sel-sel tubuh. Trakeolus ini mempunyai fungsi yang sama dengan kapiler pada sistem pengangkutan (transportasi) pada vertebrata.
Mekanisme pernapasan pada serangga, misalnya belalang, adalah sebagai berikut :
Jika otot perut belalang berkontraksi maka trakea mexrupih sehingga udara kaya COZ keluar. Sebaliknya, jika otot perut belalang berelaksasi maka trakea kembali pada volume semula sehingga tekanan udara menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan di luar sebagai akibatnya udara di luar yang kaya 02 masuk ke trakea.

Sistem trakea berfungsi mengangkut OZ dan mengedarkannya ke seluruh tubuh, dan sebaliknya mengangkut C02 basil respirasi untuk dikeluarkan dari tubuh. Dengan demikian, darah pada serangga hanya berfungsi mengangkut sari makanan dan bukan untuk mengangkut gas pernapasan.

Di bagian ujung trakeolus terdapat cairan sehingga udara mudah berdifusi ke jaringan. Pada serangga air seperti jentik nyamuk udara diperoleh dengan menjulurkan tabung pernapasan ke permukaan air untuk mengambil udara.
B.  Alat Respirasi Pada Ikan

http://www.anakunhas.com/wp-content/uploads/2011/07/insang-ikan.jpgInsang dimiliki oleh jenis ikan (pisces). Insang berbentuk lembaran-lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar dari insang berhubungan dengan air, sedangkan bagian dalam berhubungan erat dengan kapiler darah. Tiap lembaran insang terdiri dari sepasang filamen, dan tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada filamen terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler sehingga memungkinkan OZ berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar. Insang pada ikan bertulang sejati ditutupi oleh tutup insang yang disebut operkulum, sedangkan insang pada ikan bertulang rawan tidak ditutupi oleh operkulum.
Insang tidak saja berfungsi sebagai alat pernapasan tetapi dapat pula berfungsi sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring makanan, alat pertukaran ion, dan osmoregulator. Beberapa jenis ikan mempunyai labirin yang merupakan perluasan ke atas dari insang dan membentuk lipatan-lipatan sehingga merupakan rongga-rongga tidak teratur yang  berfungsi menyimpan cadangan 02 sehingga ikan tahan pada kondisi yang kekurangan 02.
Mekanisme pernapasan pada ikan melalui 2 tahap, yakni inspirasi dan ekspirasi. Pada fase inspirasi, 02 dari air masuk ke dalam insang kemudian 02 diikat oleh kapiler darah untuk dibawa ke jaringan-jaringan yang membutuhkan. Sebaliknya pada fase ekspirasi, C02 yang dibawa oleh darah dari jaringan akan bermuara ke insang dan dari insang diekskresikan keluar tubuh.
C.  Alat Respirasi Pada Katak
http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/Image/2-8a-5.jpgPada katak, oksigen berdifusi lewat selaput rongga mulut, kulit, dan paru-paru. Kecuali pada fase berudu bernapas dengan insang karena hidupnya di air. Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat pernapasan karena tipis dan banyak terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring, lubang hidung terbuka dan glotis tertutup sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut yang tipis. Selain bernapas dengan selaput rongga mulut, katak bernapas pula dengan kulit, ini dimungkinkan karena kulitnya selalu dalam keadaan basah dan mengandung banyak kapiler sehingga gas pernapasan mudah berdifusi. Oksigen yang masuk lewat kulit akan melewati vena kulit (vena kutanea) kemudian dibawa ke jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya karbon dioksida dari jaringan akan di bawa ke jantung, dari jantung dipompa ke kulit dan paru-paru lewat arteri kulit pare-paru (arteri pulmo kutanea). Dengan demikian pertukaran oksigen dan karbon dioksida dapat terjadi di kulit.

Selain bernafas menggunakan rongga mulut dan kulit, katak juga bernafas dengan menggunakan paru-paru yang diperbesar oleh adanya bentuk seperti kantung, sehingga gas pernafasan dapat berdisfusi.

Dalam paru-paru terjadi  mekanisme inspirasi dan ekspirasi yang terjadi pada saat mulut tertutup. Fase inspirasi adalah saat udara (kaya oksigen) yang masuk lewat selaput rongga mulut dan kulit berdifusi pada gelembung-gelembung di paru-paru. Mekanisme inspirasi adalah sebagai berikut. Otot Sternohioideus berkonstraksi sehingga rongga mulut membesar, akibatnya oksigen masuk melalui koane.

http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/Image/2-8a-6.jpgSetelah itu koane menutup dan otot rahang bawah dan otot geniohioideus berkontraksi sehingga rongga mulut mengecil. Mengecilnya rongga mulut mendorong oksigen masuk ke paru-paru lewat celah-celah. Dalam paru-paru terjadi pertukaran gas, oksigen diikat oleh darah yang berada dalam kapiler dinding paru-paru dan sebaliknya, karbon dioksida dilepaskan ke lingkungan. Mekanisme ekspirasi adalah otot-otot perut dan sternohioideus berkontraksi sehingga udara dalam paru-paru tertekan keluar dan masuk ke dalam rongga mulut. Celah tekak menutup dan sebaliknya koane membuka. Bersamaan dengan itu, otot rahang bawah berkontraksi yang juga diikuti dengan berkontraksinya geniohioideus sehingga rongga mulut mengecil. Dengan mengecilnya rongga mulut maka udara yang kaya karbon dioksida keluar.

D.     Alat Respirasi Pada Reptilia

Paru-paru reptilia berada dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang rusuk. Paru-paru reptilia lebih sederhana, hanya dengan beberapa lipatan dinding yang berfungsi memperbesar permukaan pertukaran gas. Pada reptilia pertukaran gas tidak efektif.

Pada kadal, kura-kura dan buaya, paru-paru lebih kompleks dengan beberapa belahan yang membuat paru-parunya bertekstur seperti spon. Paru-paru pada beberapa jenis kadal misalnya bunglon Afrika mempunyai pundi-pundi hawa cadangan yang memungkinkan hewan tersebut melayang di udara.
E.     Alat Respirasi Pada Burung

Pada burung, tempat berdifusinya udara pernapasan terjadi di paru-paru. Paru-paru burung berjumlah sepasang dan terletak dalam rongga dada yang dilindungi oleh tulang rusuk.Jalur pernapasan (masuknya udara ke dalam tubuh) pada burung berturut-turut sebagai berikut:
1.    Dua pasang lubang hidung yang terdapat pada pangkal paruh sebelah atas dan pada  langit-langit rongga mulut.
2.    Celah tekak yang terdapat pada dasar hulu kerongkongan atau faring yang menghubungkan rongga mulut dengan trakea.
3.    Trakea atau batang tenggorok yang panjang, berbentuk pipa, dan disokong oleh cincin tulang rawan.
4.    pernapasan burungSepasang paru-paru berwarna merah muda yang terdapat dalam rongga dada. Bagian ini meliputi bronkus kanan dan bronkus kiri yang merupakan cabang bagian akhir dari trakea. Dalam bronkus pada pangkal trakea, terdapat sirink (siring), yang pada bagian dalamnya terdapat lipatan-lipatan berupa selaput yang dapat bergetar dan dapat menimbulkan suara. Bronkus bercabang lagi menjadi mesobronkus, yang merupakan bronkus sekunder, dan dapat dibedakan menjadi ventrobronkus (bagian ventral) dan dorsobronkus (bagian dorsal). Ventrobronkus dihubungkan dengan dorsobronkus oleh banyak parabronkus (100 atau lebih). Parabronkus berupa tabung kecil. Di parabronkus bermuara banyak kapiler, sehingga memungkinkan udara berdifusi.

Selain paru-paru, burung biasanya memiliki 4 pasang perluasan paru-paru yang disebut pundi-pundi hawa atau kantung udara (saccus pneumaticus) yang menyebar sampai ke perut, leher, dan sayap. Kantung-kantung udara ini terdapat pada pangkal leher (saccus cervicalis), rongga dada (saccus thoracalis anterior dan posterior), antara tulang selangka atau korakoid (saccus interclavicularis), ketiak (saccus axillaris), dan di antara lipatan usus atau rongga perut (saccus abdominalis). Kantung udara berhubungan dengan paru-paru, berselaput tipis, tetapi tidak terjadi difusi udara pernapasan. Adanya kantung udara mengakibatkan, pernapasan pada burung menjadi efisien.

Kantung udara memiliki beberapa fungsi berikut:
1.    Membantu pernapasan, terutama pada waktu terbang, karena menyimpan oksigen cadangan.
2.    Membantu mempertahankan suhu badan dengan mencegah hilangnya panas badan secara berlebihan.
3.    Membantu memperkeras suara dengan memperbesar ruang siring.
4.    Mengatur berat jenis (meringankan) tubuh pada saat burung terbang.

Mekanisme pernapasan pada burung dibedakan menjadi dua, yaitu pernapasan waktu istirahat dan pernapasan waktu terbang.

Pada waktu istirahat, tulang rusuk bergerak ke depan, rongga dada membesar, paru-paru mengembang sehingga udara masuk dan mengalir lewat bronkus ke kantung udara bagian belakang, bersamaan dengan itu udara yang sudah ada di kantung udara belakang mengalir ke paru-paru dan menuju kantung udara depan. Pada saat tulang rusuk kembali ke posisi semula, rongga dada mengecil sehingga udara dari kantung udara masuk ke paru-paru. Selanjutnya, saat di alveolus, O2 diikat oleh darah kapiler alveolus. Jadi, pengikatan O2 berlangsung pada saat inspirasi maupun ekspirasi

Pada waktu terbang, inspirasi dan ekspirasi dilakukan oleh kantung-kantung udara. Waktu sayap diangkat ke atas, kantung udara di ketiak mengembang, sedang kantung udara di tulang korakoid terjepit, sehingga terjadi inspirasi (O2 pada tempat itu masuk ke paru-paru). Bila sayap diturunkan, kantung udara di ketiak terjepit, sedang kantung udara di tulang korakoid mengembang, sehingga terjadi ekspirasi (O2 pada tempat itu keluar). Makin tinggi burung terbang, makin cepat burung mengepakkan sayapnya untuk mendapatkanoksigen yang cukup banyak.

Udara luar yang masuk, sebagian kecil tetap berada di paru-paru, dan sebagian besar akan diteruskan ke kantung udara sebagai udara cadangan. Udara pada kantung udara dimanfaatkan hanya pada saat udara (O2) di paru-paru berkurang, yakni saat burung sedang mengepakkan sayapnya.


3.      SISTEM PERNAFASAN PADA TUMBUHAN

Tumbuhan bisa melakukan dua jenis respirasi sekaligus yakni aerob dan anaerob. Pada respirasi aerob, terjadi proses pembakaran atau oksidasi glukosa secara sempurna dan akan menghasilkan energi dalam jumlah yang besar yakni 36 ATP. Sementara itu pada saat kurang oksigen, tumbuhan akan melakukan respirasi anaerob yang hanya akan menghasilkan energi dalam jumlah yang sedikit yakni 2 ATP saja. 
           
Pada tumbuhan yang tak berklorofil,oksigen tidak dibutuhkan. Tumbuhan yang bernapas dengan sistem anaerob, akan mendapatkan energi. Caranya dengan mengurai sejumlah bahan tertentu di tempat mereka hidup. Sedangkan pada pernapasan aerob, akan dihasilkan karbon dioksida juga uap air yang kemudian akan dikeluarkan melalui tubuh tumbuhan dengan sistem difusi.

A.      Pernafasan Pada Tumbuhan Tingkat Tinggi

Pernapasan yang terjadi pada tumbuhan tingkat tinggi merupakan pernapasan aerob. Artinya, dalam proses pernafasan tersebut memerlukan oksigen dari lingkungan. Pernafasan pada tumbuhan hijau pada hakikatnya adalah kebalikan dari proses foto sintesis. Proses fotosintesis membentuk zat makanan dan melepaskan oksigen, sedangkan pada proses pernafasan memerlukan oksigen untuk oksidasi atau untuk pembakaran zat makanan sehingga diperolrh energi. Pada tumbuhan tingkat tinggi, alat pernafasan terdapat pada akar,batang, dan daun, pertukaran gas terjadi melalui stomata atau mulut daun. Stomata merupakan celah-celah yang sangat kecil pada permukaan daun. Membuka dan menutupnya stomata dipengaruhi oleh kadar air darisel-sel yang terdekat dengan stomata disebut sel penjaga. Jika sel penjaga menerima banyak air, sel tersebut akan mengembang dan stomata membuka. Sebaliknya, jika selpenjaga kekurangan air, sel tersebut akan mengkerut dan stomata menutup.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtw5ByqIYORXX-LDyhaHRfgmeWiA7_lVkf20kfwJrP2nRpvJwB85ygUZsGUE5CPGr5pQbfWtPLU5APVTaQG-aG5Zk8EIYgRXMUEhesnIzqf3UpthphIVsUeuHBIEQYJxwet6dsbRjbNRg/s200/pohon+bogem.jpgAlat pernapasan pada tumbuhan yang terdapat pada batang adalah lentisel. Lentisel adalah celah-celah pada jaringan gabus, yang terdapat pada batang kulit tumbuhan yang sudah tua yang mempunyai fungsi sebagai alat pertukaran gas. Pada batang yang masih muda, susunannya masih renggang sehingga digunakan untuk menyimpan udara. Pada batang yang sudah tua, hanya terjadi melalui lentisel pada batang. Pada akar, bagian yang berfungsi sebagai alat pernafasan adalah lapisan epi dermis yang masih muda, yaitu bagian ujung akar yang masih terdapat bulu-bulu akar.melalui akar-akar ini, oksigen akan masuk ke bagian yang lebih dalam dengan adanya proses pernafasan melalui akar,menggemburkan tanah pertanian perlu dilakukan. Beberapa jenis tumbuhan memiliki alat Bantu pernafasan menjadi tempat masuk dan keluarnya gas.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEq6kr5nkjyQEhqSxukU6OjImMHD0XLj2fVhyphenhyphen4jh6Za9sAXyzzEDTgUb8t2XcxKmYZ1KOZRfP0y48XhvrWDbH7jCA_Ir8jz-an1Dd2pu2dSba__vy_lR4C9Xh59kKv1jpc5WKKtJaK0ZU/s200/pohon+beringin.jpgTumbuhan bakau yang hidup didaerah rawa atu berlumpur memiliki akar yang mencuat kepermukaan. Akar ini berfungsi untuk mengambil oksigen dan mencengkaram tanah yang berlumpur agar batang tetap kokoh.selain itu anggerek memiliki akarnafas yang berfungsi mengambil oksigen dari udara.
Pohon beringin juga meimiliki akar gantung yang tumbuh dibagian batang atu cabang,fungsi akar ini untuk memngambil oksigendari udara.setelah akar ini mencapai tanah, akar berfungsi untuk meyerap air dan mineral dalam tanah.


B.       Pernafasan Pada Tumbuhan Tingkat Rendah

Pada tumbuhan tingkat rendah proses pernafasanya dapat terjadi dengan membutuhkan oksigen dari luar.Pernafasan yang membutuhkan uadara dari lar di sebut pernafasan aerob. Pernafasan yang tanpa membutuhkan oksigen dari luar disebut anaerob.

Tumbuhan bersel satu yang proses pernafasanya memerlukan udara dari luar. Seperti bakteri Nitrosocuccus. Untuk memenuhi kebutuhan oksigennya bakteri tersebut membuthkan proses nitrifikasi, yaitu mengoksidasi amonia menjadi nitrat. Pada monera pernafasan aerob terjadi melalui selaputsel secara difusi.Proses difusi dapat berlangsung sebagai berikut:

Oksigen didaam sel digunakan untuk oksidasi yang menghasilkan energi dan melepaskan CO2. Degan demikian, kadar oksigen dalam semakin berkurang dan kadar CO2 semakin bertambah.oleh karena kadar oksigen dan karbon dioksida diluarsel (lingkungan)tetap, terjadilah perbdaan antara kadar oksigen dengan kabondioksida diluarsel dengan didalamsel.sedangkan karbondioksida berdifusi keluar sel.

Pernafasan  anaerob terjadi pada jamur, contohnya  jamur ragi (Saccaromyces) dan  jamur tempe (Rhizopus). Pernafasan anaerob disebut juga peragian atau fermentasi. Pada proses tesebut, untukmendapatkan energi,jamur mengurai bahan tempat jamur hidup menggunakan enzim. Kemampuan jamur dan bakteri dalam mengubah zat-zat makanan dimanfaatkan dala proses pembuatan tape, kecap, tempe, alkohol, dan roti.

Pada pembuatan tape terjadi pengubahan zat tepung menjadi zat gula kemudian zat gula diubah menjadi alkohol dan gas karbon dioksida.Dalam proses ini juga dilepaskan energi dalam bentuk kalor atau panas.
Faktor faktor yang mempengaruhi laju respirasi

1.      Ketersediaan substrat
Karbohidrat merupakan substrat respirasi utama yang terdapat dalam sel tumbuhan tinggi. Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan melakukan respirasi dengan laju yang rendah pula. Demikian sebliknya bila substrat yang tersedia cukup banyak maka laju respirasi akan meningkat.
2.      Ketersediaan oksigen
Pengaruh oksigen berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada tumbuhan yang sama.
3.      Suhu
Laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10oC, namun hal ini tergantung pada masing-masing spesies.
4.      Tipe dan umur tumbuhan
Masing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolisme, Tumbuhan muda menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi dibanding tumbuhan yang tua. Demikian pula pada organ tumbuhan yang sedang dalam masa pertumbuhan.






BAB  III
KESIMPULAN


Ø Pernafasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis, karena sistem pernafasan dipengaruhi oleh susunan syaraf otonom menurut tempat terjadinya penukaran gas, maka pernafasan dibedakan menjadi 2, yaitu pernafasan luar dan pernafasan dalam.
Ø Sistem pernafasan pada manusia mencakup 2 hal, yaitu alat pernafasan dan mekanisme pernafasan.
Ø Alat pernafasan pada manusia melalui rongga hidung (cavum nasalis) → tenggorokan (faring) → dinding tenggorokan (trakea) → cabang-cabang tenggorokan (bronkus) → paru-paru (pulmo) → (bronkiolus alveolus).
Ø Mekanisme pernafasan pada manusia dibedakan menjadi 2, yaitu pernafasan dada dan pernafasan perut.
Ø Pernafasan pada hewan tingkat  rendah, seperti protozoa, porifera dan cacing berlangsung secara difusi.
Ø Pernafasan melalui seluruh permukaan tubuh disebut pernafasan langsung.
Ø Hewan tingkat rendah (avertebrata) telah memiliki alat pernafasan sederhana, seperti insecta dan myriapoda bernafas dengan trakea. Arachnida (laba-laba) bernafas dengan paru-paru buku, katak, burung dan reptilia bernafas dengan paru-paru. Sedangkan hewan yang hidup di air (crustacea, mollusca dan pisces) bernafas dengan menggunakan insang.
Ø Tumbuhan bisa melakukan 2 jenis respirasi, yaitu aerob dan anaerob. Pada respirasi aerob, terjadi proses pembakaran atau oksidasi glukosa secara sempurna dan akan menghasilkan energi dalam jumlah yang besar, yakni 36  ATP. Sedangkan pada saat kurang oksigen, tumbuhan akan melakukan respirasi anaerob yang hanya akan menghasilkan energi dalam jumlah yang sedikit, yakni 2 ATP.
Ø Tumbuhan yang bernafas dengan sistem anaerob akan mendapatkan energi, sedangkan pada sistem aerob akan dihasilkan karbon dioksida dan uap air yang kemudian dikeluarkan melalui tubuh tumbuhan dengan sistem difusi.
Ø Semua gas yang keluar masuk pada respirasi tumbuhan itu melalui stomata yang terletak pada permukaan daun tumbuhan dan inti sel yang ada pada batang tumbuhan.
Ø Respirasi pada tumbuhan pada dasarnya memerlukan oksigen, meski dalam keadaan tertentu. Namun, keberadaan oksigen tidak dibutuhkan pada tumbuhan yang tidak berklorofil.
Ø Faktor faktor yang mempengaruhi laju respirasi adalah :
1. Ketersediaan substrat
2. Ketersediaan oksigen
3. Suhu
4. Tipe dan umur tumbuhan














Tidak ada komentar:

Posting Komentar