BAB
I
PENDAHULUAN
Bab ini akan menjelaskan tentang sistem pernafasan. Sistem pernapasan atau sistem
respirasi adalah sistem organ yang digunakan untuk pertukaran gas. Sistem pernafasan pada manusia adalah sistem menghirup
oksigen dari udara serta mengeluarkan karbondioksida dan uap air.
Pada hewan berkaki
empat, sistem pernapasan umumnya termasuk saluran yang digunakan untuk membawa
udara ke dalam paru-paru di mana terjadi pertukaran gas. Diafragma menarik udara masuk dan juga mengeluarkannya. Kecepatan respirasi
pada berbagai hewan berbeda bergantung dari berbagai hal, antara lain,
aktifitas, kesehatan, dan bobot tubuh.
Berbagai
variasi sistem pernapasan ditemukan pada berbagai jenis makhluk hidup. Seperti
manusia, hewan dan tumbuhan.
Pernafasan
dapat diartikan sebagai proses yang dilakukan oleh organisme untuk menghasilkan
energi dari hasil metabolisme. Ada 2 macam pernafasan, yaitu pernafasan luar (eksternal) dan pernafasan dalam (internal). Pernafasan luar meliputi
proses pengambilan O2 dan pengeluaran CO2 serta uap air antara organisme dengan
lingkungannya. Pernafasan internal disebut juga pernafasan seluler, karena
pernafasan ini terjadi di dalam sel, yaitu di dalam sitoplasma dan mitokondria.
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
SISTEM PERNAFASAN
PADA MANUSIA
Sistem prnafasan pada manusia mencangkup dalam 2 hal,
yakni saluran pernafasan dan mekanisme pernafasan. Urutan saluran pernafasan
adalah sebagai berikut : ronnga hidung → faring → trakea → bronkus → paru-paru
→( bronkiolus → alveolus).
A. Alat
Pernafasan Pada Manusia
1. Rongga
Hidung (Cavum Nasalis)
Rongga hidung ((cavum
nasalis) merupakan tempat yang paling awal dimasuki udara pernafasan. Rongga
hidung berlapisakan selaput lendir yang di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar sebasia) dan kelenjar keringat
(kelenjar sudorifera). Selaput lendir
berfungsi untuk menangkap benda asing yang masuk lewat saluran pernafasan.
Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi untuk
menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara. Serta terdapat konka yang
mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi untuk menghangatkan udara yang
masuk.
2. Tekak
(faring)
Dari rongga hidung (cavum nasalis), udara masuk ke tenggorokan (faring). Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu saluran
pernafasan (nasofarings) pada bagian
depan dan saluran pencernaan (orofarings)
pada bagian belakang. Pada bagian belakang faring (posterior) terdapat laring (tekak)
tempat terletaknya pita suara (pita
vocalis). Masuknya udara melalui faring akan menyebabkan pita suara
bergetar dan terdengar sebagai suara.
3. Tenggorokan
(trakea)
Trakea merupakan tenggorokan yang berupa pipa yang
panjangnya ± 10 cm, trakea terletak di sebagian leher dan di sebagian rongga
dada (torak). Dinding tenggorokan ini
tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam
rongga bersilia. Silia ini brfungsi untuk menyaring benda asing yang masuk ke
saluran pernafasan.
4. Cabang
– Cabang Tenggorokan (bronkus)
Dinding
tenggorokan (trakea) bercabang
menjadi 2 bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa
bronkus sama dengan trakea, hanya tulang rawan bronkus bentuknya tidak teratur
dan pada bagian bronkus yang lebih besar cincin tulang rawannya melingkari
lumen dengan sempurna. Kemudian bronkus bercabang lagi menjadi bronkiolus.
5. Paru
– Paru (pulmo) → (Bronkiolus →
Alveolus)
Paru-paru
terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh otot
dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paru-paru
ada dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3
lobus dan paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus.
Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput
bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (pleura
visceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan
dengan tulang rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis).
Antara
selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura yang
berfungsi sebagai pelumas paru-paru. Cairan pleura berasal dari plasma darah
yang masuk secara eksudasi. Dinding rongga pleura bersifat permeabel terhadap
air dan zat-zat lain.
Paru-paru
tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah.
Paru-paru berstruktur seperti spon yang elastis dengan daerah permukaan dalam
yang sangat lebar untuk pertukaran gas.
Di
dalam paru-paru, bronkiolus bercabang-cabang halus dengan diameter ± 1 mm,
dindingnya makin menipis jika dibanding dengan bronkus.
Bronkiolus tidak mempunyi tulang rawan,
tetapi rongganya masih mempunyai silia dan di bagian ujung mempunyai
epitelium berbentuk kubus bersilia. Pada bagian distal kemungkinan tidak
bersilia. Bronkiolus berakhir pada gugus kantung udara (alveolus). Alveolus
terdapat pada ujung akhir bronkiolus berupa kantong kecil yang salah satu
sisinya terbuka sehingga menyerupai busa atau mirip sarang tawon. Oleh karena
alveolus berselaput tipis dan di situ banyak bermuara kapiler darah maka
memungkinkan terjadinya difusi gas pernapasan.
|
|
B.
Mekanisme
Pernafasan
Berdasarkan tempat terjadinya
penukaran gas, maka pernafasan dibedakan menjadi 2, yaitu pernafasan luar dan
pernafasan dalam.
Pernafasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi
antara udara dalam alveolus dan darah dalam kapiler. Sedangkan pernafasan dalam
adalah pernafasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh.
Mekanisme
pernafasan dibedakan atas 2 macam, yaitu pernafasan dada dan pernafasan perut
yang terjadi secara bersamaan.
1. Pernafasan
Dada
Pernafasan dada adalah pernafasan yang melibatkan
otot antar tulang rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
a. Fase
Inspirasi
Fase ini berupa berkontraksinya otot antar tulang
rusuk, sehingga rongga dada membesar. Akibatnya tekanan dalam rongga menjadi
lebih kecil daripada tekanan di luar, sehingga udara luar yang kaya oksigen
masuk.
b.
Fase Ekspirasi
Fase ini merupakan fase relaksasi
(kembalinya) otot tulang rusuk ke posisis semulayang diikuti oleh turunnya
tulang rusuk, sehingga rongga dada menjadi kecil. Akibatnya tekanan dalam
rongga dada menjadi lebih
besar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
2. Pernafasan
Perut
Pernafasan perut merupakan
pernafasan yang mekanismenya melibatkan aktifitas otot-otot diafragma yang
membatasi rongga perut dan rongga dada. Mekanismenya dapat dibedakan menjadi 2,
yaitu :
a.
Fase Inspirasi
Pada fase ini otot diafragma
berkontraksi sehingga diafragma mendatar, akibatnya rongga dada membesar dan
tekanan menjadi kecil, sehingga udara luar masuk.
b.
Fase Ekspirasi
fase ini merupakan fase
berelaksasinya otot diafragma (kembali ke posisi semula, mengembang) sehingga
rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar, akibatnya udara keluar
dari paru-paru.
2. SISTEM
PERNAFASAN PADA HEWAN
Alat respirasi pada
hewan bervariasi antara hewan yang satu dengan hewan yang lain, ada yang berupa
paru-paru, insang, kulit, trakea, dan paru-paru buku, bahkan ada beberapa
organisme yang belum mempunyai alat khusus sehingga oksigen berdifusi langsung
dari lingkungan ke dalam tubuh, contohnya pada hewan bersel satu, porifera, dan
coelenterata. Pada ketiga hewan ini oksigen berdifusi dari lingkungan melalui
rongga tubuh.
A. Alat
Respirasi Pada Serangga
Corong hawa (trakea)
adalah alat pernapasan yang dimiliki oleh serangga dan arthropoda lainnya.
Pembuluh trakea bermuara pada lubang kecil yang ada di kerangka luar (eksoskeleton) yang disebut spirakel.
Gbr. Trakea pada serangga
Oksigen dari luar masuk lewat spirakel. Kemudian
udara dari spirakel menuju pembuluh-pembuluh trakea dan selanjutnya pembuluh
trakea bercabang lagi menjadi cabang halus yang disebut trakeolus sehingga
dapat mencapai seluruh jaringan dan alat tubuh bagian dalam. Trakeolus tidak
berlapis kitin, berisi cairan, dan dibentuk oleh sel yang disebut trakeoblas.
Pertukaran gas terjadi antara trakeolus dengan sel-sel tubuh. Trakeolus ini
mempunyai fungsi yang sama dengan kapiler pada sistem pengangkutan
(transportasi) pada vertebrata.
Mekanisme pernapasan pada serangga, misalnya
belalang, adalah sebagai berikut :
Jika otot perut belalang
berkontraksi maka trakea mexrupih sehingga udara kaya COZ keluar. Sebaliknya,
jika otot perut belalang berelaksasi maka trakea kembali pada volume semula
sehingga tekanan udara menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan di luar sebagai
akibatnya udara di luar yang kaya 02 masuk ke trakea.
Sistem trakea berfungsi
mengangkut OZ dan mengedarkannya ke seluruh tubuh, dan sebaliknya mengangkut C02
basil respirasi untuk dikeluarkan dari tubuh. Dengan demikian, darah pada
serangga hanya berfungsi mengangkut sari makanan dan bukan untuk mengangkut gas
pernapasan.
Di bagian ujung
trakeolus terdapat cairan sehingga udara mudah berdifusi ke jaringan. Pada
serangga air seperti jentik nyamuk udara diperoleh dengan menjulurkan tabung
pernapasan ke permukaan air untuk mengambil udara.
B. Alat
Respirasi Pada Ikan
Insang dimiliki oleh
jenis ikan (pisces). Insang berbentuk lembaran-lembaran tipis berwarna merah
muda dan selalu lembap. Bagian terluar dari insang berhubungan dengan air,
sedangkan bagian dalam berhubungan erat dengan kapiler darah. Tiap lembaran
insang terdiri dari sepasang filamen, dan tiap filamen mengandung banyak
lapisan tipis (lamela). Pada filamen
terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler sehingga memungkinkan OZ
berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar. Insang pada ikan bertulang sejati
ditutupi oleh tutup insang yang disebut operkulum, sedangkan insang pada
ikan bertulang rawan tidak ditutupi oleh operkulum.
Insang tidak saja
berfungsi sebagai alat pernapasan tetapi dapat pula berfungsi sebagai alat
ekskresi garam-garam, penyaring makanan, alat pertukaran ion, dan osmoregulator.
Beberapa jenis ikan mempunyai labirin yang merupakan perluasan ke atas
dari insang dan membentuk lipatan-lipatan sehingga merupakan rongga-rongga
tidak teratur yang berfungsi menyimpan
cadangan 02 sehingga ikan tahan pada kondisi yang kekurangan 02.
Mekanisme pernapasan
pada ikan melalui 2 tahap, yakni inspirasi
dan ekspirasi. Pada fase inspirasi, 02 dari air masuk ke dalam
insang kemudian 02 diikat oleh kapiler darah untuk dibawa ke
jaringan-jaringan yang membutuhkan. Sebaliknya pada fase ekspirasi, C02
yang dibawa oleh darah dari jaringan akan bermuara ke insang dan dari insang
diekskresikan keluar tubuh.
C. Alat
Respirasi Pada Katak
Pada katak, oksigen
berdifusi lewat selaput rongga mulut, kulit, dan paru-paru. Kecuali pada fase
berudu bernapas dengan insang karena hidupnya di air. Selaput rongga mulut
dapat berfungsi sebagai alat pernapasan karena tipis dan banyak terdapat
kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan
faring, lubang hidung terbuka dan glotis tertutup sehingga udara berada di
rongga mulut dan berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut yang tipis.
Selain bernapas dengan selaput rongga mulut, katak bernapas pula dengan kulit, ini dimungkinkan karena kulitnya
selalu dalam keadaan basah dan mengandung banyak kapiler sehingga gas
pernapasan mudah berdifusi. Oksigen yang masuk lewat kulit akan melewati vena
kulit (vena kutanea) kemudian dibawa ke jantung untuk diedarkan ke
seluruh tubuh. Sebaliknya karbon dioksida dari jaringan akan di bawa ke
jantung, dari jantung dipompa ke kulit dan paru-paru lewat arteri kulit
pare-paru (arteri pulmo kutanea). Dengan demikian pertukaran oksigen dan
karbon dioksida dapat terjadi di kulit.
Selain bernafas menggunakan
rongga mulut dan kulit, katak juga bernafas dengan menggunakan paru-paru yang
diperbesar oleh adanya bentuk seperti kantung, sehingga gas pernafasan dapat
berdisfusi.
Dalam paru-paru terjadi mekanisme inspirasi dan ekspirasi yang terjadi
pada saat mulut tertutup. Fase inspirasi adalah
saat udara (kaya oksigen) yang masuk lewat selaput rongga mulut dan kulit
berdifusi pada gelembung-gelembung di paru-paru. Mekanisme inspirasi adalah
sebagai berikut. Otot Sternohioideus berkonstraksi sehingga rongga mulut
membesar, akibatnya oksigen masuk melalui koane.
Setelah itu koane
menutup dan otot rahang bawah dan otot geniohioideus berkontraksi sehingga
rongga mulut mengecil. Mengecilnya rongga mulut mendorong oksigen masuk ke
paru-paru lewat celah-celah. Dalam paru-paru terjadi pertukaran gas, oksigen
diikat oleh darah yang berada dalam kapiler dinding paru-paru dan sebaliknya,
karbon dioksida dilepaskan ke lingkungan. Mekanisme ekspirasi adalah otot-otot
perut dan sternohioideus berkontraksi sehingga udara dalam paru-paru tertekan
keluar dan masuk ke dalam rongga mulut. Celah tekak menutup dan sebaliknya
koane membuka. Bersamaan dengan itu, otot rahang bawah berkontraksi yang juga
diikuti dengan berkontraksinya geniohioideus sehingga rongga mulut mengecil.
Dengan mengecilnya rongga mulut maka udara yang kaya karbon dioksida keluar.
D. Alat Respirasi Pada Reptilia
Paru-paru reptilia berada dalam rongga dada dan
dilindungi oleh tulang rusuk. Paru-paru reptilia lebih sederhana, hanya dengan
beberapa lipatan dinding yang berfungsi memperbesar permukaan pertukaran gas.
Pada reptilia pertukaran gas tidak efektif.
Pada kadal, kura-kura
dan buaya, paru-paru lebih kompleks dengan beberapa belahan yang membuat
paru-parunya bertekstur seperti spon. Paru-paru pada beberapa jenis kadal
misalnya bunglon Afrika mempunyai pundi-pundi hawa cadangan yang memungkinkan
hewan tersebut melayang di udara.
E.
Alat
Respirasi Pada Burung
Pada burung,
tempat berdifusinya udara pernapasan terjadi di paru-paru. Paru-paru burung
berjumlah sepasang dan terletak dalam rongga dada yang dilindungi oleh tulang
rusuk.Jalur pernapasan (masuknya udara ke dalam tubuh) pada burung berturut-turut
sebagai berikut:
1. Dua pasang lubang hidung yang terdapat pada pangkal
paruh sebelah atas dan pada
langit-langit rongga mulut.
2. Celah tekak yang terdapat pada dasar hulu kerongkongan
atau faring yang menghubungkan rongga mulut dengan trakea.
3. Trakea atau batang tenggorok yang panjang, berbentuk
pipa, dan disokong oleh cincin tulang rawan.
4. Sepasang paru-paru berwarna merah muda yang terdapat
dalam rongga dada. Bagian ini meliputi bronkus kanan dan bronkus kiri yang merupakan
cabang bagian akhir dari trakea. Dalam bronkus pada pangkal trakea, terdapat
sirink (siring), yang pada bagian dalamnya terdapat lipatan-lipatan berupa
selaput yang dapat bergetar dan dapat menimbulkan suara. Bronkus bercabang lagi
menjadi mesobronkus, yang merupakan bronkus sekunder, dan dapat dibedakan
menjadi ventrobronkus (bagian ventral) dan dorsobronkus (bagian dorsal).
Ventrobronkus dihubungkan dengan dorsobronkus oleh banyak parabronkus (100 atau
lebih). Parabronkus berupa tabung kecil. Di parabronkus bermuara banyak
kapiler, sehingga memungkinkan udara berdifusi.
Selain
paru-paru, burung biasanya memiliki 4 pasang perluasan paru-paru yang disebut
pundi-pundi hawa atau kantung udara (saccus pneumaticus) yang menyebar sampai
ke perut, leher, dan sayap. Kantung-kantung udara ini terdapat pada pangkal
leher (saccus cervicalis), rongga dada (saccus thoracalis anterior dan
posterior), antara tulang selangka atau korakoid (saccus interclavicularis),
ketiak (saccus axillaris), dan di antara lipatan usus atau rongga perut (saccus
abdominalis). Kantung udara berhubungan dengan paru-paru, berselaput tipis,
tetapi tidak terjadi difusi udara pernapasan. Adanya kantung udara
mengakibatkan, pernapasan pada burung menjadi efisien.
Kantung
udara memiliki beberapa fungsi berikut:
1.
Membantu
pernapasan, terutama pada waktu terbang, karena menyimpan oksigen cadangan.
2.
Membantu
mempertahankan suhu badan dengan mencegah hilangnya panas badan secara
berlebihan.
3.
Membantu
memperkeras suara dengan memperbesar ruang siring.
4.
Mengatur
berat jenis (meringankan) tubuh pada saat burung terbang.
Mekanisme
pernapasan pada burung dibedakan menjadi dua, yaitu pernapasan waktu istirahat
dan pernapasan waktu terbang.
Pada waktu
istirahat, tulang rusuk bergerak ke depan, rongga dada membesar, paru-paru
mengembang sehingga udara masuk dan mengalir lewat bronkus ke kantung udara
bagian belakang, bersamaan dengan itu udara yang sudah ada di kantung udara
belakang mengalir ke paru-paru dan menuju kantung udara depan. Pada saat tulang
rusuk kembali ke posisi semula, rongga dada mengecil sehingga udara dari
kantung udara masuk ke paru-paru. Selanjutnya, saat di alveolus, O2 diikat oleh
darah kapiler alveolus. Jadi, pengikatan O2 berlangsung pada saat inspirasi
maupun ekspirasi
Pada waktu
terbang, inspirasi dan ekspirasi dilakukan oleh kantung-kantung udara. Waktu
sayap diangkat ke atas, kantung udara di ketiak mengembang, sedang kantung
udara di tulang korakoid terjepit, sehingga terjadi inspirasi (O2 pada tempat
itu masuk ke paru-paru). Bila sayap diturunkan, kantung udara di ketiak
terjepit, sedang kantung udara di tulang korakoid mengembang, sehingga terjadi
ekspirasi (O2 pada tempat itu keluar). Makin tinggi burung terbang, makin cepat
burung mengepakkan sayapnya untuk mendapatkanoksigen yang cukup banyak.
Udara luar
yang masuk, sebagian kecil tetap berada di paru-paru, dan sebagian besar akan
diteruskan ke kantung udara sebagai udara cadangan. Udara pada kantung udara
dimanfaatkan hanya pada saat udara (O2) di paru-paru berkurang, yakni saat
burung sedang mengepakkan sayapnya.
3.
SISTEM
PERNAFASAN PADA TUMBUHAN
Tumbuhan bisa melakukan dua jenis respirasi sekaligus
yakni aerob dan anaerob. Pada respirasi aerob, terjadi proses pembakaran atau
oksidasi glukosa secara sempurna dan akan menghasilkan energi dalam jumlah yang
besar yakni 36 ATP. Sementara itu pada saat kurang oksigen, tumbuhan akan
melakukan respirasi anaerob yang hanya akan menghasilkan energi dalam jumlah
yang sedikit yakni 2 ATP saja.
Pada tumbuhan yang tak berklorofil,oksigen tidak dibutuhkan. Tumbuhan yang bernapas dengan sistem
anaerob, akan mendapatkan energi. Caranya dengan mengurai sejumlah bahan
tertentu di tempat mereka hidup. Sedangkan pada pernapasan aerob, akan
dihasilkan karbon dioksida juga uap air yang kemudian akan dikeluarkan melalui
tubuh tumbuhan dengan sistem difusi.
A. Pernafasan Pada Tumbuhan Tingkat Tinggi
Pernapasan
yang terjadi pada tumbuhan tingkat tinggi merupakan pernapasan aerob. Artinya, dalam proses pernafasan tersebut memerlukan
oksigen dari lingkungan. Pernafasan pada
tumbuhan hijau pada hakikatnya adalah kebalikan dari proses foto sintesis.
Proses fotosintesis membentuk zat makanan dan melepaskan oksigen, sedangkan
pada proses pernafasan memerlukan oksigen untuk oksidasi atau untuk pembakaran
zat makanan sehingga diperolrh energi. Pada tumbuhan tingkat tinggi, alat pernafasan terdapat
pada akar,batang, dan daun, pertukaran gas terjadi melalui stomata atau mulut
daun. Stomata merupakan celah-celah yang
sangat kecil pada permukaan daun. Membuka dan menutupnya stomata dipengaruhi oleh kadar air
darisel-sel yang terdekat dengan stomata disebut sel penjaga. Jika sel
penjaga menerima banyak air, sel tersebut akan mengembang dan stomata membuka.
Sebaliknya, jika selpenjaga kekurangan air, sel tersebut akan mengkerut dan stomata
menutup.
Alat
pernapasan pada tumbuhan yang terdapat pada batang adalah lentisel. Lentisel adalah celah-celah pada jaringan gabus, yang
terdapat pada batang kulit tumbuhan yang sudah tua yang mempunyai fungsi
sebagai alat pertukaran gas. Pada batang
yang masih muda, susunannya masih renggang sehingga digunakan untuk menyimpan
udara. Pada batang yang sudah tua, hanya terjadi melalui lentisel pada batang.
Pada akar, bagian yang berfungsi sebagai alat pernafasan adalah lapisan epi
dermis yang masih muda, yaitu bagian ujung akar yang masih terdapat bulu-bulu
akar.melalui akar-akar ini, oksigen akan masuk ke bagian yang lebih dalam
dengan adanya proses pernafasan melalui akar,menggemburkan tanah pertanian
perlu dilakukan. Beberapa jenis tumbuhan memiliki alat Bantu pernafasan menjadi tempat
masuk dan keluarnya gas.
Tumbuhan
bakau yang hidup didaerah rawa atu berlumpur memiliki akar yang mencuat
kepermukaan. Akar ini berfungsi untuk mengambil oksigen dan mencengkaram tanah
yang berlumpur agar batang tetap kokoh.selain itu anggerek memiliki akarnafas
yang berfungsi mengambil oksigen dari udara.
Pohon beringin juga meimiliki akar
gantung yang tumbuh dibagian batang atu cabang,fungsi akar ini untuk memngambil
oksigendari udara.setelah akar ini mencapai tanah, akar berfungsi untuk meyerap
air dan mineral dalam tanah.
B.
Pernafasan Pada Tumbuhan Tingkat
Rendah
Pada tumbuhan tingkat rendah proses pernafasanya dapat terjadi dengan
membutuhkan oksigen dari luar.Pernafasan yang membutuhkan uadara dari lar di
sebut pernafasan aerob. Pernafasan yang tanpa membutuhkan oksigen dari
luar disebut anaerob.
Tumbuhan bersel satu yang proses pernafasanya
memerlukan udara dari luar. Seperti bakteri Nitrosocuccus. Untuk memenuhi kebutuhan oksigennya bakteri tersebut membuthkan proses nitrifikasi,
yaitu mengoksidasi amonia menjadi nitrat. Pada monera pernafasan aerob terjadi melalui selaputsel secara difusi.Proses
difusi dapat berlangsung sebagai berikut:
Oksigen didaam sel digunakan untuk oksidasi yang menghasilkan energi dan
melepaskan CO2. Degan demikian, kadar oksigen dalam semakin berkurang dan kadar
CO2 semakin bertambah.oleh karena kadar oksigen dan karbon dioksida diluarsel
(lingkungan)tetap, terjadilah perbdaan antara kadar oksigen dengan
kabondioksida diluarsel dengan didalamsel.sedangkan karbondioksida berdifusi
keluar sel.
Pernafasan anaerob terjadi pada jamur, contohnya jamur ragi (Saccaromyces) dan jamur tempe (Rhizopus). Pernafasan anaerob disebut juga peragian atau fermentasi. Pada proses tesebut,
untukmendapatkan energi,jamur mengurai bahan tempat jamur hidup menggunakan
enzim. Kemampuan jamur dan bakteri dalam mengubah zat-zat makanan dimanfaatkan dala proses pembuatan tape, kecap, tempe, alkohol, dan roti.
Pada pembuatan tape terjadi pengubahan zat tepung menjadi zat gula
kemudian zat gula diubah menjadi alkohol dan gas karbon dioksida.Dalam proses
ini juga dilepaskan energi dalam bentuk kalor atau panas.
Faktor faktor yang mempengaruhi laju respirasi
1.
Ketersediaan
substrat
Karbohidrat
merupakan substrat respirasi utama yang terdapat dalam sel tumbuhan tinggi.
Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan melakukan respirasi dengan
laju yang rendah pula. Demikian sebliknya bila substrat yang tersedia cukup
banyak maka laju respirasi akan meningkat.
2.
Ketersediaan
oksigen
Pengaruh
oksigen berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada
tumbuhan yang sama.
3.
Suhu
Laju
reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10oC, namun hal ini tergantung pada masing-masing
spesies.
4.
Tipe
dan umur tumbuhan
Masing-masing
spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolisme, Tumbuhan muda menunjukkan laju
respirasi yang lebih tinggi dibanding tumbuhan yang tua. Demikian pula pada
organ tumbuhan yang sedang dalam masa pertumbuhan.
BAB III
KESIMPULAN
Ø Pernafasan adalah suatu
proses yang terjadi secara otomatis, karena sistem pernafasan dipengaruhi oleh
susunan syaraf otonom menurut tempat terjadinya penukaran gas, maka pernafasan
dibedakan menjadi 2, yaitu pernafasan luar dan pernafasan dalam.
Ø Sistem pernafasan pada
manusia mencakup 2 hal, yaitu alat pernafasan dan mekanisme pernafasan.
Ø Alat pernafasan pada
manusia melalui rongga hidung (cavum
nasalis) → tenggorokan (faring) →
dinding tenggorokan (trakea) →
cabang-cabang tenggorokan (bronkus) →
paru-paru (pulmo) → (bronkiolus → alveolus).
Ø Mekanisme pernafasan
pada manusia dibedakan menjadi 2, yaitu pernafasan dada dan pernafasan perut.
Ø Pernafasan pada hewan
tingkat rendah, seperti protozoa,
porifera dan cacing berlangsung secara difusi.
Ø Pernafasan melalui
seluruh permukaan tubuh disebut pernafasan langsung.
Ø Hewan tingkat rendah (avertebrata) telah memiliki alat
pernafasan sederhana, seperti insecta dan myriapoda bernafas dengan trakea.
Arachnida (laba-laba) bernafas dengan paru-paru buku, katak, burung dan
reptilia bernafas dengan paru-paru. Sedangkan hewan yang hidup di air (crustacea, mollusca dan pisces) bernafas dengan menggunakan
insang.
Ø Tumbuhan bisa melakukan
2 jenis respirasi, yaitu aerob dan anaerob. Pada respirasi aerob, terjadi proses
pembakaran atau oksidasi glukosa secara sempurna dan akan menghasilkan energi
dalam jumlah yang besar, yakni 36 ATP.
Sedangkan pada saat kurang oksigen, tumbuhan akan melakukan respirasi anaerob
yang hanya akan menghasilkan energi dalam jumlah yang sedikit, yakni 2 ATP.
Ø Tumbuhan yang bernafas
dengan sistem anaerob akan mendapatkan energi, sedangkan pada sistem aerob akan
dihasilkan karbon dioksida dan uap air yang kemudian dikeluarkan melalui tubuh
tumbuhan dengan sistem difusi.
Ø Semua gas yang keluar
masuk pada respirasi tumbuhan itu melalui stomata yang terletak pada permukaan
daun tumbuhan dan inti sel yang ada pada batang tumbuhan.
Ø Respirasi pada tumbuhan
pada dasarnya memerlukan oksigen, meski dalam keadaan tertentu. Namun,
keberadaan oksigen tidak dibutuhkan pada tumbuhan yang tidak berklorofil.
Ø Faktor faktor yang
mempengaruhi laju respirasi adalah :
1. Ketersediaan substrat
2. Ketersediaan oksigen
3. Suhu
4. Tipe dan umur tumbuhan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar